Banda Aceh (ANTARA) - PT Pertamina International Shipping (PIS) menanam sebanyak 1.000 terumbu karang di kawasan Ujung Teungku, Iboih, Sabang sebagai bagian strategi berkelanjutan untuk mendukung terciptanya ekosistem laut yang sehat. 

"Kami ingin memastikan ekosistem laut di Indonesia tetap terjaga, mulai dari wilayah pusat hingga daerah terujung seperti Sabang. Setiap lokasi dipilih berdasarkan urgensi konservasi dan potensi dampaknya terhadap ekosistem lokal," kata  Corporate Secretary PIS Muhammad Baron di Banda Aceh, Jumat.

Ia menjelaskan PT Pertamina International Shipping (PIS) berkomitmen menjaga ekosistem laut Indonesia melalui program CSR Marine BiodiverSEAty. Salah satu kegiatan terbaru yang dilakukan PIS adalah transplantasi 1000 fragmen terumbu karang di Ujung Teungku, Iboih, Sabang.

Ia mengatakan perlindungan laut tidak bisa dipisahkan dari kegiatan operasional perusahaan. Di mana program menanam 1000 fragmen terumbu karang menjadi bagian  memastikan ekosistem laut di Indonesia tetap terjaga.

Menurut dia, pemilihan Sabang pada tahun 2025 bukan tanpa alasan, karena daerah itu Sebagai salah satu garis terluar Indonesia dan Sabang memiliki posisi strategis dalam melengkapi sebaran penanaman terumbu karang di lokasi lain yang telah dilakukan PIS.

Menurut dia Sabang juga memiliki potensi wisata laut yang luar biasa.  Perekonomian Sabang terutama bertumpu pada sektor pariwisata laut dan perikanan, sehingga kelestarian laut menjadi vital bagi kesejahteraan masyarakat setempat.

Ia mengatakan kegiatan transplantasi dilakukan melalui beberapa tahapan. Dimulai dengan sesi edukasi mengenai pentingnya ekosistem terumbu karang yang disampaikan oleh Rubiah Tirta Divers, pusat selam pertama di Aceh. 

Baca: DKP Aceh monitoring pengelolaan perikanan karang dan demersal di Selat Benggala

Edukasi tersebut ditujukan kepada perwira Pertamina yang berpartisipasi, agar memahami betul peran penting karang dalam mendukung kehidupan laut.

Transplantasi 1000 koral di Sabang, ditargetkan bisa menjaga produktivitas ekosistem karbon biru dengan potensi penyerapan karbon 0,4 ton setara emisi karbon setahun (0,4 tCO2e setahun).

"Terumbu karang bukan hanya berperan sebagai penyerap karbon utama, namun secara tidak langsung akan melindungi ekosistem lamun dan mangrove untuk meningkatkan kapasitas stok karbon biru keseluruhan," katanya. 

Ia menambahkan kegiatan penanaman coral di Aceh juga melibatkan masyarakat lokal merangkai fragmen karang pada kerangka besi yang berfungsi sebagai media tumbuh.

Proses tersebut kemudian dilanjutkan dengan penanaman karang secara langsung melalui kegiatan penyelaman di kawasan konservasi termasuk melakukan pemantauan rutin.

"Keterlibatan masyarakat lokal juga menjadi bagian penting dari program proses transplantasi maupun pemantauan guna  memberi  manfaat berupa lingkungan laut yang lebih sehat dan peluang ekonomi dari sektor wisata bahari yang berkelanjutan," kata Baron.

"Langkah ini menjadi bukti bahwa perlindungan ekosistem laut bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau komunitas lingkungan, melainkan juga bagian dari peran perusahaan dalam memastikan keberlanjutan sumber daya alam untuk generasi mendatang," katanya.

Baca: Mahasiswa magister lingkungan USK transplantasi karang di Pulau Rubiah



Pewarta: M Ifdhal
Editor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025