Banda Aceh (ANTARA) - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry, Banda Aceh, Provinsi Aceh, Prof Mujiburrahman mengapresiasi komitmen Presiden RI Prabowo Subianto memutus mata rantai kemiskinan lewat peningkatan sumber daya manusia (SDM) melalui Sekolah Rakyat.
“Kita menyambut bait dengan hadirnya Sekolah Rakyat di seluruh tanah air termasuk di Aceh, di mana siswa-siswa sekolah tersebut merupakan anak-anak dari keluarga miskin sesuai data yang ada,” kata Prof Mujiburrahman di Banda Aceh, Jumat.
Pernyataan itu disampaikan terkait pidato kenegaraan Presiden RI Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI–DPD RI di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Jumat (15/8).
Ia menjelaskan kehadiran Sekolah Rakyat memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anak-anak keluarga kurang mampu untuk bisa melanjutkan pendidikan lebih tinggi.
“Artinya, dengan kesempatan belajar yang lebih baik mereka akan memiliki kesempatan untuk bisa melanjutkan pendidikan lebih tinggi dan mendapat peluang bekerja,” katanya.
Menurut dia ,dengan peningkatan kualitas pendidikan dari anak-anak keluarga kurang mampu akan ikut berdampak terhadap tingkat kesejahteraan keluarga, sehingga mereka dapat keluar dari kemiskinan.
Baca: Dekan FKIP USK dukung kebijakan Presiden majukan sektor pendidikan
"Kami mendukung kehadiran Sekolah Rakyat, karena sekolah ini memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem meraih cita-cita dan meningkatkan kesejahteraan keluarga,” katanya.
Ia menambahkan kehadiran Sekolah Rakyat tersebut juga memberikan kesempatan yang sama bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem untuk memperoleh pendidikan yang sama dengan anak-anak lainnya.
"Sekolah Rakyat yang telah beroperasi saat ini yakni di Aceh Besar ada di dua lokasi merupakan bagian negara hadir bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu,” katanya.
Dalam pidato kenegaraan Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD Tahun 2025 di Gedung Parlemen, Jakarta, Jumat pagi, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Sekolah Rakyat menjadi program prioritas yang tidak hanya menjamin pemerataan akses pendidikan tetapi juga sebagai upaya untuk percepatan memutus rantai kemiskinan ekstrem hingga 0 persen.
Presiden dalam pidatonya itu menargetkan setiap tahunnya bakal ada 100 Sekolah Rakyat baru yang disediakan pemerintah hingga benar-benar menjangkau seluruh anak-anak yang kurang mampu di pelosok-pelosok negeri.
Tidak hanya Sekolah Rakyat, Kepala Negara juga memastikan pemerintah menyalurkan 288 ribu televisi berbasis internet/smart televisi ke sekolah-sekolah reguler di pelosok, agar anak-anak dapat belajar secara virtual dari guru-guru terbaik di Indonesia.
Baca: Sekolah Rakyat Aceh Besar hadirkan kegiatan tingkatkan kebersamaan
Pewarta: M IfdhalEditor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025