Tokyo (ANTARA) - Seorang warga sipil tewas akibat serangan roket Kamboja dalam bentrokan bersenjata di perbatasan Thailand dan Kamboja yang memanas pada Kamis.
Bentrokan itu juga mengakibatkan 10 orang, termasuk tujuh tentara, mengalami luka-luka. Namun, kedua negara tidak ada yang mengaku bertanggung jawab justru saling tuding bahwa pihak lawan menembak duluan.
Alhasil bentrokan tersebut menandai eskalasi ketegangan yang sudah berlangsung sejak Mei 2025.
Baca juga: Pasukan khusus Zionis Israel culik kepala RS lapangan Gaza
Kementerian Pertahanan Kamboja menyatakan bahwa bentrokan terjadi pukul 8:40 pagi waktu setempat di perbatasan dengan Thailand, tepatnya di Provinsi Oddar Meanchey.
Ketegangan antara militer Thailand dan Kamboja berlangsung sejak bentrokan perbatasan pada 28 Mei lalu yang mengakibatkan seorang personel militer Kamboja tewas.
Pada Rabu, Thailand menarik duta besarnya di Kamboja serta mengusir duta besar Kamboja menyusul insiden ledakan ranjau yang melukai lima tentara Thailand di titik perbatasan yang disengketakan. Thailand menuduh Kamboja menanam ranjau tersebut.
Perdana Menteri Sementara Thailand Phumtham Wechayachai menyatakan bahwa pihaknya juga akan mengkaji ulang tingkat hubungan bilateral dengan Kamboja.
Baca juga: Wali Nanggroe Apresiasi Thailand Selesai Konflik Pattani
Menurut angkatan darat Thailand, salah satu dari lima korban ledakan ranjau pada Rabu kehilangan kakinya. Insiden tersebut menjadi yang kedua kalinya setelah ledakan ranjau pada 16 Juli lalu juga melukai tiga personel militer, termasuk satu yang juga kehilangan kakinya.
Pejabat setempat memastikan bahwa ranjau darat tersebut tidak berasal dari sumber dalam negeri. Thailand juga mengecam Kamboja atas penggunaan ranjau yang melanggar Konvensi Ottawa terkait larangan penggunaan ranjau anti-personel.
Sumber: Kyodo-OANA
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Warga sipil tewas dalam bentrokan bersenjata Thailand-Kamboja
Pewarta: Nabil IhsanEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025