Banda Aceh (ANTARA) - Memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah, Bumoefest Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan (HAkA) Aceh menggelar kegiatan dakwah ekologis dengan tujuan meningkatkan kesadaran Umat Islam untuk terus menjaga dan merawat lingkungan.
Guru Besar UIN Ar-Raniry Prof Syahrizal Abbas, dalam ceramahnya di Banda Aceh, Kamis malam, mengangkat konsep “Hijrah Ekologis”. Dia menjelaskan bahwa hijrah tidak hanya bermakna perpindahan fisik, tetapi juga transformasi cara pandang dari tindakan merusak menjadi sikap menjaga dan merawat bumi.
“Manusia adalah khalifatullah, artinya pengganti Allah dalam menjaga bumi. Ketika anak muda terlibat dalam aksi perlindungan lingkungan, mereka sedang menjalankan tugas kekhalifahan itu,” katanya
Ia juga menekankan pentingnya menjadikan kesadaran ekologis sebagai bagian dari ibadah sehari-hari.
Sementara itu, Kepala Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh Ridwan yang turut hadir sebagai narasumber, menyoroti dua peran utama manusia dalam Islam, yakni sebagai abid (hamba Allah) dan khalifah (pengelola bumi). Menurutnya, merusak alam sama saja dengan merusak rumah sendiri.
“Setiap makhluk, termasuk satwa liar, memiliki peran dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Hilangnya satu saja bisa merusak seluruh siklus,” katanya.
Ia pun mengajak generasi muda untuk mengambil peran aktif dalam penyelamatan lingkungan melalui tiga langkah, yakni membangun kesadaran spiritual, mengedukasi lingkungan sekitar, dan melakukan aksi nyata.
“Anak muda diberi kesempatan untuk menjaga, merawat, dan melestarikan bumi ini, sebab mereka punya masa depan,” katanya.
Pewarta: Nurul Hasanah/Zulfa DillahEditor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025