Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Banda Aceh mengimbau warga mewaspadai penipuan aktivasi Identitas Kependudukan Digital (IKD) yang sedang marak terjadi di beberapa daerah, termasuk Banda Aceh.
"Masyarakat jangan percaya jika ada pihak-pihak yang mengaku sebagai petugas dan menawarkan layanan aktivasi melalui saluran tidak resmi," kata Kepala Disdukcapil Kota Banda Aceh, Emila Sovayana, di Banda Aceh, Selasa.
Dalam kasus ini, kata dia, pelaku penipuan memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat mengenai proses aktivasi IKD untuk mendapatkan data pribadi.
Pelaku, sering menghubungi korban melalui telepon atau WhatsApp, dan berpura-pura menjadi petugas Disdukcapil, kemudian meminta data pribadi untuk mempermudah aktivasi IKD.
"Karena itu, kami mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan menyusul maraknya penipuan yang mengatasnamakan petugas Disdukcapil dalam proses aktivasi IKD tersebut," ujarnya.
Baca: Disdukcapil: 10 ribu warga Banda Aceh sudah aktivasi identitas digital
Emila menegaskan, petugas resmi Disdukcapil tidak pernah menghubungi masyarakat melalui telepon untuk menanyakan data pribadi, apalagi meminta sejumlah uang untuk proses aktivasi atau pembaruan IKD.
“Proses aktivasi identitas kependudukan digital selalu dilakukan secara langsung dan tatap muka di hadapan petugas resmi,” katanya.
Dirinya menambahkan, layanan aktivasi IKD hanya dilakukan selama jam kerja di kantor Disdukcapil atau saat petugas melakukan pelayanan luar kantor melalui program jemput bola.
Kemudian, juga mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati terhadap informasi atau penawaran mencurigakan terkait layanan administrasi kependudukan.
Jika menemukan indikasi penipuan, masyarakat dapat segera melaporkan langsung ke nomor pengaduan resmi di 08116815919.
“Mari bersama-sama kita jaga keamanan data pribadi dan jangan mudah percaya pada oknum yang mengaku-ngaku sebagai petugas,” demikian Emila Sovayana.
Baca: Pemkab Aceh Timur ajak masyarakat beralih gunakan IKD
Pewarta: Rahmat FajriEditor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025