Banda Aceh (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh mencatat pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan pertama 2025 tumbuh melambat yakni 4,59 persen dibanding dengan triwulan pertama tahun 2024 sebesar 4,82 persen.

“Perlambatan tersebut terjadi akibat adanya penurunan pada sektor konstruksi serta pengadaan listrik dan gas,” kata Plt Kepala BPS Provinsi Aceh Tasdik Ilhamudin di Banda Aceh, Senin.

Pernyataan itu disampaikan tersebut perkembangan pertumbuhan ekonomi di provinsi ujung paling barat Indonesia itu pada triwulan pertama 2025.

Ia menjelaskan perlambatan yang terjadi pada triwulan I 2025 disumbang oleh sektor konstruksi turun sebesar 0,11 persen dan pengadaan listrik dan gas turun 4,77 persen secara tahunan.
Menurut dia penurunan tersebut juga terjadi pada kategori pertanian akibat dari pergeseran  puncak panen,” katanya.

Perekonomian Aceh triwulan pertama tahun 2025 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai Rp61,75 triliun atas dasar harga berlaku (ADHK) dan Rp38,38 triliun atas dasar harga berlaku (ADHK).

Baca: BPS: NTP Aceh turun 0,74 persen pada Maret 2025

“Jika kita melihat tren laju pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi triwulan I 2025 konsisten mengikuti pola musiman yang ada. Di mana trennya cenderung membaik dibanding periode yang sama selama periode tiga tahun sebelumnya,” katanya.

Ia mengatakan pada triwulan I-2025, secara y-on-y, sebagian besar kategori mengalami pertumbuhan positif dengan pertumbuhan tertinggi disumbang kategori pertambangan dan penggalian sebesar 19,02 persen serta kategori transportasi dan pergudangan sebesar 9,76 persen. 

Adapun struktur PDRB Aceh menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2025 menunjukkan bahwa perekonomian Aceh menurut pengeluaran didominasi oleh komponen ekspor barang dan jasa yang mencakup 69,19 persen, diikuti  komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 55,06 persen; komponen PMTB sebesar 30,19 persen. 

Sementara komponen impor barang dan jasa luar negeri sebagai faktor pengurang PDRB menurut pengeluaran berkontribusi sebesar 71,36 persen.

Ia menambahkan pada triwulan I-2025, secara y-on-y, pertumbuhan tertinggi terdapat pada komponen konsumsi pemerintah, yaitu sebesar 7,99 persen, salah satu faktor penyebabnya yaitu pembayaran THR meliputi Gaji dan Tunjangan Kinerja. 

Kemudian terdapat dua  komponen yang mengalami kontraksi, yaitu Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 0,11 persen dan Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) sebesar -1,11 persen.

Baca: BPS: Neraca perdagangan Aceh defisit sejak awal 2025 akibat dominasi impor



Pewarta: M Ifdhal
Editor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025