Singkil (ANTARA Aceh) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) diminta agar tidak mempersulit izin kepada investor yang ingin mengembangkan sektor pariwisata di Kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, guna meningkatkan perekonomian di daerah itu, kata pejabat setempat.

Camat Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil, Hasbi di Aceh Singkil, Jumat mengatakan, saat ini sudah ada 4 investor yang akan berinvestasi di bidang pengembangan industri pariwisata di daerahnya, namun terkendala izin dari BKSDA.

"Kita sudah berhasil lobi 4 investor untuk pengembangan industri pariwisata. Mereka sudah menyatakan kesediannya, asalkan di keluarkan izin oleh pihak terkait. Jadi, kita harapkan pihak BKSDA agar tidak mempersulitkan izinnya," katanya.

Hasbi menambahkan, selama ini ada beberapa investor yang ingin mendokrak industri pariwisata di sejumlah kawasan strategis di Pulau Banyak Barat, namun tidak dikeluarkan izin oleh pihak BKSDA dengan alasan terganggu lahan kawasan Taman Wisata Alam.

"Pihak BKSDA mengklaim bahwa di Pulau Banyak Barat terdapat 3 zona Taman Wisata Alam, yakni zona pemanfaatan, zona perlindungan dan zona tradisonal. Jadi, penetapan zona-zona ini tanpa dilakukan sosialisasi dengan masyarakat, sehingga ketika ada investor dipersulit izinnya," katanya.

Sulitnya keluar izin selama ini, kata dia, membuat sejumlah investor yang ingin mendokrak pengembangan industri pariwisata di Pulau Banyak Barat menjadi terhalang, sehingga memajukan tempat pariwisata menjadi terkendala, meskipun potensi tempat wisata yang dimiliki sangat strategis.

"Kecamatan Pulau Banyak Barat ini sudah 6 tahun mekar dari kecamatan induknya, Pulau Banyak. Andalan kecamatan ini hanya tempat wisata, tapi karena izin untuk investor susah keluar sehingga tidak maju-maju," katanya.

Ia menyebutkan, potensi pariwisata yang terdapat di Pulau Banyak Barat jauh lebih indah bila dibandingkan dengan tempat-tempat wisata lainnya di Provinsi Aceh. Berhubung belum memiliki sarana dan prasaran, para turis lokal dan manca negara menjadi terkendala ke Pulau Banyak.

"Hotel hanya satu, itupun tidak pakai AC, restoran belum ada yang bertarap nasional. Pondok-pondok di pinggir pantai belum terbangun, dan begitu juga dengan sarana transportasi laut antar pulau belum tersedia. Jadi, para turis yang ingin pergi ke pulau-pulau kecil di antar oleh nelayan," katanya.

Ia membayangkan, jika sarana dan prasaran pendukung wisata sudah memadai, secara otomatis Pulau Banyak Barat kemajuannya akan bersanding dengan daerah yang memiliki tempat-tempat wisata megah di Indonesia.

Selain dapat menumbuhkan ekonomi masyarakat, pendapatan asli daerah menjadi bertambah bila sektor pariwisata terkelola dengan baik, katanya.

"Berhubung anggaran daerah kita minim, maka saya memutuskan untuk mencari investor untuk berinvestasi di sektor pariwisata di sejumlah kawasan strategis di Kepulauan Banyak ini untuk mendokrak pengembangan industri pariwisata di kepulauan terluar Provinsi Aceh ini," demikian Hasbi.



Pewarta: Pewarta : Suprian
Uploader : Salahuddin Wahid
COPYRIGHT © ANTARA 2025