dan merusak beberapa fasilitas tempat usaha warga.
Kondisi tersebut sangat menggangu aktifitas warga di sepanjang bibir pantai, pasalnya, air laut disertai pasir sering masuk menerjang tempat usaha pembibitan udang dan tambak milik warga ketika pasang purnama terjadi.
"Kami sangat resah dengan abrasi pantai ketika datang musim air pasang yang terjadi setiap bulan, pasalnya volume air semakin hari kian meningkat, sehingga banyak tempat usaha dan rumah warga mengalami kerusakan diterjang ombak,"kata Kepala Desa Ulee Madon Salahudin, Sabtu (17/10) petang.
Dikatakannya, abrasi pantai Bungkah sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu, namun yang paling parah hingga merusak pemukiman warga terjadi sejak dua tahun lalu.
"Abrasi yang terjadi sejak puluhan tahun lalu telah mengakibatkan memakan sekitar 200 meter area usaha milik warga, banyak tempat usaha dan rumah warga yang telah hancur akibat diterjang gelombang, bahkan ada beberapa warga yang lebih memilih mengungsi,"katanya.
Menurutnya, akibat abrasi tersebut, banyak warga yang menganggur akibat hilangnya pekerjaan, ditambah lagi dengan kondisi ditengah pandemi COVID-19 seperti saat, warga sangat merasakan keterpurukan ekonomi.
Ia mengharapkan kepada pemerintah daerah untuk segera menangani persoalan ini dan harus melihat kondisi masyarakat di sepanjang pesisir pantai Bungkah.
"Pemerintah harus cepat menanggulangi abrasi ini karena jika tidak ditanggulangi secara cepat, maka akan dikawatirkan terjadi dampak yang lebih besar kepada warga pesisir pantai,"kata Salahudin.
Ia menambahkan, ada lima desa di Kemukiman Bungkah yang terdampak kondisi abrasi yakni Desa Ulee Madon, Dakuta, Meunasah Arun, Cit Trueng dan Bungkah.
"Kami sudah beberapa kali meyurati Pemerintah Aceh Utara dan Pemerintah Aceh bahkan anggota DPR RI juga pernah turun langsung melihat kondisi abrasi yang kian mengancam warga, namun hingga saat ini tidak ada satupun yang menanggapi persoalan ini,"katanya.
Ia menyebutkan, jika abrasi ini terus-menerus dibiarkan maka sangat disayangkan nasib warga pesisir pantai Bungkah yang hidup ketakutan dibawah ancaman terjangan ombak saat pasang purnama terjadi.
Pewarta: Dedy SyahputraUploader : Salahuddin Wahid
COPYRIGHT © ANTARA 2025