Banda Aceh (ANTARA) - Aktivitas pelayanan perizinan dan investasi di Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh terhenti karena perangkat elektronik rusak akibat pemadaman listrik kata pejabat setempat.

"Rentetan pemadaman yang diikuti arus listrik yang tidak stabil telah merusak puluhan perangkat elektronik dan secara teknis, kami tidak dapat beroperasi sama sekali," kata Plt Kepala DPMPTSP Aceh, Rahmadhani di Banda Aceh, Rabu.

Ia menjelaskan insiden bermula pada hari Senin, 29 September 2025, ketika terjadi beberapa kali pemadaman listrik di area tersebut. 

Kerusakan diduga kuat terjadi saat arus listrik kembali menyala, yang menyebabkan lonjakan tegangan tidak terkendali dan merusak komponen-komponen sensitif pada perangkat perkantoran.

Situasi tersebut baru disadari sepenuhnya pada Selasa pagi saat para staf menemukan sebagian besar komputer di meja layanan dan ruang pengolahan data gagal dinyalakan. Dan beberapa perangkat bahkan dilaporkan mengeluarkan bau hangus, menandakan adanya kerusakan internal.

Ia juga menyampaikan permohonan maaf yang mendalam, terutama kepada para pelaku usaha.

Baca: PLN pulihkan kondisi listrik di Aceh secara bertahap

"Kami memahami kekecewaan para pelaku usaha yang jadwal investasinya mungkin terganggu. Kondisi ini memaksa kami menghentikan layanan demi mencegah risiko
kerusakan lebih lanjut. Kami memohon kesabaran dan pengertian dari semua pihak," katanya.

Insiden ini dikhawatirkan dapat menghambat laju investasi baru dan ekspansi usaha di Aceh, karena setiap hari penundaan berpotensi menunda realisasi proyek dan pembukaan lapangan kerja baru.

Pihak DPMPTSP telah membentuk Tim Khusus bertugas melakukan asesmen mendalam untuk perbaikan serta memulai proses pengadaan darurat untuk mengganti perangkat yang rusak total.

Untuk sementara waktu, masyarakat dan pelaku usaha diimbau untuk tidak datang langsung ke kantor pelayanan DPMPTSP Aceh. 

Informasi terkini mengenai perkembangan situasi akan disampaikan secara berkala melalui situs web dan media sosial resmi instansi tersebut.

"Kami akan bekerja siang dan malam untuk memastikan layanan bisa kembali normal sesegera mungkin. Transparansi informasi selama masa krisis ini adalah prioritas kami untuk kembali melayani masyarakat Aceh dengan lebih baik,"  katanya.

Sekretaris DPMPTSP Aceh, M.Aqsha menyebutkan aset-aset yang menjadi tulang punggung operasional dan kini tidak berfungsi meliputi 50 unit komputer (PC), 10 unit printer, 5 unit pendingin udara (AC) sentral, 1 unit lift elevator, serta 5 unit televisi yang berfungsi sebagai media informasi digital.

“Tanpa komputer yang berfungsi, petugas tidak dapat mengakses basis data, melakukan verifikasi berkas, ataupun memproses
permohonan," katanya.

Baca: DPMPTSP sesuaikan program Kegiatan dengan visi dan misi Pemerintah Aceh



Pewarta: M Ifdhal
Editor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025