Banda Aceh (ANTARA) - Kucuran dana Rp200 triliun dari pemerintah ke Bank Himbara merupakan langkah strategis untuk memperkuat likuiditas perbankan nasional dan daerah khususnya  pembiayaan untuk sektor pertanian di Aceh kata akademisi UIN Ar Raniry.

"Kucuran dana ini tentu merupakan darah segar baru yang akan menggerakkan pertanian jika disalurkan dengan baik," kata Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Provinsi Aceh, Prof Hafas Furqani di Banda Aceh, Rabu.

Ia menjelaskan agar dana tersebut efektif mendorong pertumbuhan ekonomi, bank perlu memastikan penyaluran tepat sasaran dan khusus untuk Aceh, sektor perekonomian yang berkontribusi kepada perekonomian masih didominasi oleh Sektor Pertanian, peternakan dan perikanan.

Menurut dia  sektor tersebut adalah sektor yang paling minim mendapat kucuran dana pembiayaan dari LKS karena dianggap berisiko tinggi. 

Baca: Maksimalkan pertanian, Aceh Besar butuh 603 penyuluh pertanian

"Injeksi dana baru ini sangat diharapkan untuk tidak mengabaikan sektor yang sebenarnya memiliki potensi dan terbukti menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Aceh," katanya.
 
Selanjutnya, pembiayaan juga perlu disalurkan ke sektor produktif yang menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan menyediakan lapangan pekerjaan seperti UMKM dan industri pengolahan. 

Menurut dia hasil usaha pertanian, perikanan dan peternakan Aceh Sebagian besarnya langsung dijual sebagai bahan baku dan dibeli oleh pengusaha dari luar Aceh dan sangat sedikit hasil pertanian yang diolah di Aceh dalam industri pengolahan yang dapat memberikan value added dan bernilai jual lebih tinggi. 

Baca: Bupati berharap edukasi kemitraan dan teknologi tingkatkan produktivitas pertanian



Pewarta: M Ifdhal
Editor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025