Banda Aceh (ANTARA) - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Dirjen Dikti) Prof Khairul Munadi mensosialisasikan program Kampus Berdampak di Forum Rektor Aceh (FRA).

“Kampus Berdampak dirancang sebagai langkah strategis untuk mendorong keterlibatan aktif perguruan tinggi dalam memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan masyarakat dan daerah,” kata Prof Khairul di Darussalam, Banda Aceh, Jumat.

Di sela-sela menghadiri Rapat Koordinasi Forum Rektor Aceh (FRA) yang diselenggarakan di Universitas Syiah Kuala (USK), ia menjelaskan lewat program itu kampus tidak hanya menghasilkan luaran akademik, tetapi mampu menciptakan dampak konkret melalui kolaborasi dengan mitra eksternal.

“Kampus Berdampak ingin mengajak perguruan tinggi melangkah lebih jauh. Tidak hanya sebagai pusat ilmu pengetahuan yang fokus pada pengajaran dan penelitian, tetapi sebagai agen perubahan sosial yang hadir di tengah masyarakat,” kata Khairul Munadi.
 
Ketua FRA Prof Herman Fithra mengatakan pendidikan adalah kunci utama dalam mempercepat pembangunan Aceh dan lewat program “Kampus Berdampak” dinilai sangat relevan.

Baca: Dirjen Dikti imbau USK intervensi tingkat numerasi siswa di Aceh yang rendah

“Kami sangat mendukung program ini dan berkomitmen untuk mengintegrasikan prinsip-prinsipnya ke dalam program kerja kampus, khususnya dalam memberdayakan mahasiswa agar lebih aktif terlibat dalam kehidupan sosial masyarakat,” katanya.

Rektor USK Prof Marwan menambahkan keselarasan antara program kampus dengan kebutuhan riil masyarakat sangat penting, karena perguruan tinggi memiliki sumber daya manusia, ide, dan mahasiswa yang mampu menjadi aktor perubahan serta membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah.

“Kampus harus mampu menjawab tantangan yang ada di tengah masyarakat. Program pengabdian harus dirancang berdasarkan data dan hasil riset yang valid, serta melibatkan kolaborasi dengan pemerintah daerah dan dunia usaha,” kata Prof. Marwan.

Prof. Marwan juga menyoroti sejumlah dinamika lokal yang dapat mempengaruhi implementasi program, seperti perubahan kepemimpinan daerah, otonomi daerah, dan kondisi sosial-ekonomi mahasiswa. 
Ia juga menekankan pentingnya perhatian dan peran pemerintah daerah dalam mendukung keberlanjutan pendidikan, termasuk membantu mahasiswa yang kurang mampu.

Turut hadir dalam FRA antara lain Rektor Universitas Teuku Umar, Rektor Universitas Samudra, Rektor ISBI Aceh, Rektor IAIN Lhokseumawe, Rektor IAIN Langsa, Rektor IAIN Takengon, serta Ketua STAIN Tengku Dirundeng Meulaboh.

Lewat program Kampus Berdampak diharapkan muncul lebih banyak inovasi sosial dan teknologi dari perguruan tinggi yang berkontribusi terhadap pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals), terutama di daerah-daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) seperti Aceh.

Baca: Mahasiswa USK raih prestasi pada kompetisi pertambangan nasional



Pewarta: M Ifdhal
Editor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025