Aceh Barat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat melakukan pengobatan terhadap 62 ekor ternak sapi dan kerbau, setelah satu ekor ternak milik warga Desa Alue Perman, Kecamatan Woyla Barat, mati akibat terkena penyakit ngorok atau disebut penyakit Septichaemia Epizootica (SE).

“Sampai saat ini, 62 ekor ternak sudah kita lakukan pengobatan sebagai upaya mencegah terjangkit penyakit ngorok,” kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Aceh Barat, Zulfikar kepada ANTARA, Kamis.

Seperti diketahui, penyakit ngorok l pada ternak atau penyakit Septicemia Epizootica (SE), adalah penyakit akut dan fatal yang disebabkan oleh bakteri Pasteurella Multocida. 

Baca juga: Bupati Aceh Barat larang ASN mangkal di warung kopi saat jam kerja

Penyakit ini menyerang sapi dan kerbau, menyebabkan kematian mendadak dengan tingkat morbiditas dan mortalitas tinggi. 

Gejala utama termasuk bunyi ngorok saat bernapas, pembengkakan di bawah dagu (oedema submandibular), dan dalam kasus yang lebih parah, kematian.

Zulfikar mengatakan salah satu upaya pencegahan terjadinya penyakit ngorok yaitu dengan melakukan pengobatan terhadap ternak sapi atau kerbau, yang berada di sekitar desa atau kawasan desa yang mengalami penyakit ngorok.

Penyakit ini termasuk penyakit berbahaya dan menular karena dapat menyebabkan kematian bagi ternak sapi dan kerbau yang terjangkit.

Hingga Kamis (17/6), pihaknya melalui petugas kesehatan telah melakukan pengobatan terhadap 62 ekor ternak kerbau dan sapi, sehingga diharapkan ternak warga terhindar dari penyakit mematikan tersebut.

“Pengobatan akan terus kami lakukan sebagau upaya pemcegahan agar ternak warga tidak terjangkit penyakit ngorok,” kata Zulfikar.

Ia menambahkan, pada bulan Oktober 2024 lalu, pihaknya juga telah melakukan vaksinasi terhadap 84 ekor ternak sapi dan kerbau milik warga di Kecamatan Woyla Barat, Kabupaten Aceh Barat untuk menghindari penyakit ngorok.

Ternak kerbau milik warga yang mati di Desa Alue Perman, Kecamatan Woyla Barat, Kabupaten Aceh Barat yang mati beberapa hari lalu tersebut diduga tidak bersedia divaksin pada akhir tahun lalu karena dalam kondisi hamil.

Baca juga: Pemkab Aceh Barat targetkan PAD Rp190 miliar



Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025