Banda Aceh (ANTARA) - Seratusan orang dari berbagai daerah di Provinsi Aceh dengan beragam mengikuti jamaah ibadah suluk Ramadhan 1446 Hijriah atau 2025 Masehi di Dayah Darul Aman, Gampong Lampuuk Tungkop, Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar.

"Tahun ini, ada seratusan orang ikut jamaah suluk. Ibadah ini setiap tahun kami laksanakan pada bulan puasa Ramadhan sejak 2007," kata Abi Iqbal, pimpinan jamaah suluk Dayah Darul Aman, di Aceh Besar, Rabu.

Suluk merupakan ibadah dengan kegiatan utama berzikir. Zikir dilakukan siang malam. Jamaah berzikir dalam hati dan terkadang ada yang menutupi kepalanya dengan kain untuk fokus melaksanakan ibadah tersebut.

Baca juga: 100 jamaah ikut ibadah suluk Ramadhan 1445 Hijriah di Aceh Besar

Ibadah suluk ini mulai berkembang di Aceh pada 1970-an yang dibawa ulama Abuya Sjech Muda Waly Al Khalidi. Selanjutnya, ibadah suluk ini disebarluaskan oleh murid Abuya Sjech Muda Waly ke berbagai dari di Provinsi Aceh.

"Suluk ini merupakan ibadah mendekatkan diri serta meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Ibadah suluk juga amalan untuk bertaubat. Apalagi setiap individu jamaah wajib mandi taubat sebelum melaksanakan ibadah suluk," katanya.

Menurut Abi Iqbal, ibadah suluk tidak dibatasi usia. Ibadah suluk Ramadhan di tempat tersebut selama 30 hari. Selama jamaah melaksanakan suluk, banyak pantangan makanan, terutama yang bisa meningkatkan emosi dan hawa nafsu.

"Jamaah suluk di Dayah Darul Aman ini tidak diperbolehkan memakan makanan yang mengandung lemak, daging, dan lainnya yang berdarah, karena bisa meningkatkan hawa nafsu," kata Abi Iqbal.

Menyangkut konsumsi dan akomodasi, Abi Iqbal menyebutkan ada infaq sebesar Rp100 ribu dan delapan liter beras. Sedangkan konsumsi seperti makanan berbuka dan sahur disediakan pihak Dayah Darul Aman.
,
Cut Taqiyya Alifa, jamaah suluk yang juga santriwati Dayah Darul Aman, mengatakan dirinya termotivasi mengikuti ibadah karena untuk mendekatkan diri serta mengharapkan keridhaan Allah SWT.

"Ini untuk yang pertama kalinya saya mengikuti ibadah suluk. Saya merasa nyaman ikut ibadah suluk. Ada perasaan damai dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tentunya, saya berharap keridhaan Allah SWT dalam melaksanakan ibadah ini," katanya.

Hal serupa juga diungkapkan Muhammad Fauzan, mahasiswa Universitas Islam Negeri Ar Raniry, Banda Aceh. Ia mengikuti suluk guna mendekatkan diri dan berharap mendapatkan keridhaan Allat SWT.

"Ibadah suluk ini yang pertama saya lakukan. Saya mengetahui di tempat ini ada suluk pada saat shalat tarawih tahun lalu. Tahun ini saya ikut menjadi jamaah. Ada ketenteraman dan kedamaian hati setelah mengikutinya. Saya ikut ibadah ini tujuannya untuk mendapat keridhaan Allah SWT," kata Muhammad Fauzan.

Baca juga: Mencari ampunan lewat tradisi suluk di bulan suci Ramadhan



Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025