"Harga telur Rp1.200 per butir. Padahal di pekan lalu, cuma Rp1.100 per butir. Tampaknya telur mulai bergerak naik," tutur Nur, pedagang di Pasar Peunayong, Banda Aceh, Rabu.
Ia mengatakan, kenaikan harga telur ayam sekitar 9,09 persen ini terjadi karena sebagian besar telur ayam ras masih dipasokan dari provinsi tetangga, yakni Sumatera Utara.
Telur yang dipasok masih dalam jumlah yang tetap, sementara kebutuhan masyarakat di Aceh semakin meningkat menjelang datangnya bulan Ramadan tahun ini.
"Biasanya kenaikan harga telur itu, terjadi secara bertahap setiap pekan. Semuanya tergantung dari pasokan. Karena hampir 90 persen telur di Aceh, dipasok dari Medan," katanya.
Dayat, pedagang telur di Pasar Ulee Kareng mengatakan, kenaikan harga telur merupakan suatu hal yang wajar, mengingat bulan puasa semakin dekat.
Ia mengaku, belum menyiapkan barang sebagai stok berbagai telur, seperti telur ayam ras, telur ayam kampung, dan telur bebek yang laku keras di daerah ini.
"Emping saja tinggi, sekarang harganya sampai Rp75.000/Kg. Telur pun, nanti tak mau kalah. Apalagi sudah masuk puasa, lihat sendiri lah," terangnya.
Kepala Seksi Persediaan Barang Pokok, Stabilitas Harga, dan Pengawasan Barang Bersubsidi Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Banda Aceh, Dara Karina, mengakui, bahwa telur ayam ras mulai naik.
Dari pemantauan harga dan distribusi barang ke daerah yang berjuluk "Serambi Mekkah" pekan ini, cuma telur ayam kampung dan telur bebek asin masih stabil masing-masing Rp3.000 dan Rp2.500 per butir.
"Telur ayam ras, pekan ini dijual pedangang grosir Rp1.100 dari Rp1.050 per butir. Kalau harga eceran Rp1.200 dari sebelumnya Rp1.100 per butir," terang dia.
"Kenaikan telur ini, dipengaruhi jelang puasa. Jadi harganya cenderung semakin naik, akibat banyak permintaan," ucap Dara.
Pewarta: Muhammad SaidEditor : Heru Dwi Suryatmojo
COPYRIGHT © ANTARA 2025