Bener Meriah (ANTARA) - Warga di Desa Lampahan Induk dan Lampahan Timur, Kabupaten Bener Meriah, Aceh membersihkan kembali rumah dan tempat pasca terendam banjir susulan akibat hujan deras yang melanda wilayah setempat, Rabu (24/12).
Kepala Desa Lampahan Induk, Azhari saat dikonfirmasi, di Bener Meriah, Kamis mengatakan, sebanyak 10 rumah warga di sana kembali terendam banjir pada Rabu (24/12), dengan total sebanyak 242 jiwa yang berada di kawasan rawan bencana, sehingga diprioritaskan untuk diungsikan.
"Kami sudah berkoordinasi dengan aparat desa untuk mengantisipasi kelompok rentan seperti ibu hamil, anak-anak dan lansia," kata Azhari.
Ia menyampaikan, saat ini terdapat dua lokasi siaga pengungsian masyarakat terdampak, yakni di SD Negeri 2 Lampahan dan SMP Negeri 2 Timang Gajah.
"Kami berharap pemerintah daerah memprioritaskan perbaikan sungai agar kepanikan masyarakat dapat diminimalisir dan aktivitas warga kembali normal," ujarnya.
Selain rumah warga di Lampahan Induk, Meunasah (mushala) Al-Taqwa Desa Lampahan Timur juga kembali digenangi air yang juga meluap ke jalan serta sejumlah toko yang berada di hilir sungai.
Meski ketinggian air dinilai lebih rendah dari banjir sebelumnya, warga masih diliputi kepanikan. Banjir pada November lalu menyebabkan putusnya jalan dan merusak sejumlah rumah di Lampahan.
"Meunasah ini baru selesai kami bersihkan, baru dua kali kami gunakan untuk shalat Ashar dan Magrib, sekarang sudah terendam lumpur lagi”, kata warga Lampahan Timur, Sopian Saming saat dihubungi Antara.
Banjir juga dipicu oleh kondisi gorong-gorong di bawah jembatan yang semakin dangkal akibat tertutup material batu dan pasir yang terbawa arus sungai.
Warga Lampahan Induk lainnya, Nur Ainun, mengaku banjir kembali merendam rumahnya pada Rabu malam, padahal rumahnya baru saja selesai dibersihkan dari lumpur dan material banjir sebelumnya.
“Setiap hujan, airnya selalu masuk ke rumah kami. Banyak barang yang rusak dan sampai saat ini kami belum bisa menempati rumah setelah banjir sebulan lalu,” katanya.
Dirinya juga mengaku bantuan pasca bencana saat ini di sana juga masih terbatas, hanya berupa paket kebutuhan dasar dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Hingga kini, warga masih mengalami trauma akibat banjir yang kembali terjadi kurang dari satu bulan setelah bencana sebelumnya.
Masyarakat berharap pemerintah segera menangani normalisasi sungai dan menyalurkan bantuan secara tepat sasaran.
Di sisi lain, Kepala Pusat Data dan Informasi Posko Penanganan Bencana Hidrometeorologi Bener Meriah, Ilham Abdi menyatakan, pemerintah terus melakukan penanganan, salah satunya normalisasi sungai guna mencegah banjir kembali ketika hujan turun.
"Sebagai langkah penanganan, pagi tadi sudah dilakukan normalisasi sungai, agar kalau hujan lagi tidak menggenangi rumah dan jalan," demikian Ilham Abdi.
Pewarta: QonitaEditor : M Ifdhal
COPYRIGHT © ANTARA 2025