Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Aceh Utara meminta Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat mempercepat pembangunan hunian sementara kepada korban bencana banjir dan longsor di daerah itu.

"Kami minta pemerintah provinsi dan pusat agar segera membangun hunian sementara supaya pengungsi tidak terlalu lama tinggal di bawah tenda dan akan memasuki bulan suci Ramadhan," kata Bupati Aceh Utara Ismail A Jalil dihubungi di Banda Aceh, Rabu.

Ia menjelaskan pembangunan tersebut juga mengingat cuaca sering hujan, diperparah dengan kondisi pemadaman listrik dan saluran komunikasi belum normal.

Data sementara dari Posko Banjir Aceh Utara mencatat, banjir telah berdampak pada 124.544 Kepala Keluarga atau 428.271 jiwa dan 18.858 KK atau 71.637 jiwa mengungsi.

Baca: Update Bencana Aceh, Dua kabupaten usulkan pembangunan hunian sementara ke BNPB

Bencana alam yang melanda daerah itu mengakibatkan 166 orang dilaporkan meninggal dunia, 90 persen Wilayah Aceh Utara, terdiri dari 27 kecamatan dan 852 desa terendam banjir dan lumpur.

Selain menimbulkan korban jiwa, banjir juga menyebabkan kerusakan besar pada permukiman warga sebanyak 117.291 rumah terendam, 1.219 rumah dilaporkan hilang, sementara 16.793 unit mengalami rusak berat, 6.134 rusak sedang dan 15.126 rumah rusak ringan.

Sektor pertanian dan infrastruktur turut terdampak 18.858 hektare sawah dan 71.637 tambak terendam banjir dan tertimbun lumpur, sementara 432 ruas jalan, 60 unit jembatan, 78 titik tanggul sungai, 21 unit irigasi, 383 fasilitas pendidikan (TK, SD dan SMP), 83 fasilitas kesehatan (Pustu dan Puskemas), 232 pesantren (dayah) 64 masjid serta IKM 1791, UMKM 14.648 serta 14 unit Kios atau Pasar Pemda rusak.

Baca: BNPB: Pembangunan hunian sementara korban banjir jadi atensi Presiden



Pewarta: M Ifdhal
Editor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025