Banda Aceh (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Aceh mencatat nilai transaksi keuangan digital via quick response code Indonesian standard (QRIS) di Aceh telah mencapai 1,98 triliun selama Januari - September 2025.
"Untuk nominal transaksi QRIS di Aceh hingga September 2025 ini sudah hampir Rp2 triliun (Rp1,98 triliun)," kata Deputi Kepala Perwakilan BI Aceh, Hertha Bastiawan, di Sabang, Selasa.
Pernyataan itu disampaikan Hertha Bastiawan kepada awak media di sela-sela pembukaan kegiatan "Forum Komunikasi Mitra Jurnalis 2025, di Kota Sabang.
Baca juga: Ribuan warga ikuti QRIS fun walk Meuseuraya Festival, ini kegiatan lainnya hari ini
 
Hertha menyampaikan, dari sisi pengguna QRIS di Aceh sejauh ini telah mencapai 698.113 user, diikuti oleh merchant sebanyak 230.036 yang sebagian besar adalah pelaku UMKM.
Dirinya menjelaskan, meningkatnya tingkat transaksi QRIS tersebut menjadi cerminan kesiapan dan adaptasi masyarakat Aceh terhadap kemajuan ekonomi digital yang inklusif, cepat, mudah, murah, aman dan handal.
"Peningkatan ini juga karena Bank Indonesia bersama pemerintahan di Aceh cukup gencar mengkampanyekan kemudahan bertransaksi digital ini," ujarnya.
Ia menambahkan, dalam rangka meningkatkan merchant, Bank Indonesia juga trus bekerjasama dengan perbankan untuk perbanyak scan Qris untuk pelaku usaha di Aceh.
"Kita juga melakukan sosialisasi kepada pelaku usaha agar menggunakan QRIS. Bahkan, di setiap event BI mewajibkan pelaku usaha yang ikut kegiatan harus menggunakan QRIS," demikian Hertha Bastiawan.
Baca juga: Pelabuhan Ulee Lheue dan BI hadirkan QRIS cross border untuk wisatawan asing
						 Pewarta: Rahmat FajriEditor : Febrianto Budi Anggoro				
							
COPYRIGHT © ANTARA 2025