Banda Aceh (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) terus memperkuat pencegahan interaksi negatif harimau sumatra (panthera tigris sumatrae) di Provinsi Aceh.
Kepala BKSDA Aceh Ujang Wisnu Barata di Banda Aceh, Selasa, mengatakan interaksi negatif harimau sumatra kerap terjadi di beberapa wilayah di provinsi ujung barat Indonesia tersebut.
"Kami terus memperkuat pencegahan dan mitigasi interaksi negatif harimau sumatra. Pencegahan tersebut juga untuk melindungi masyarakat serta menjaga keberlanjutan satwa liar dilindungi tersebut," katanya.
Baca juga: BKSDA Aceh pasang perangkap buru buaya muara di aliran sungai Aceh Barat
Berdasarkan hasil analisis kelayakan populasi pada 2019, kata dia, jumlah harimau sumatra di alam liar di Provinsi Aceh diperkirakan 170 ekor.
Sedangkan wilayah yang sering terjadi interaksi harimau sumatra pada kurun waktu lima tahun terakhir di antaranya Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Timur, dan Kabupaten Aceh Tenggara.
Menurut Ujang, upaya memperkuat pencegahan interaksi negatif harimau sumatra tersebut di antaranya sosialisasi meningkatkan penyadartahuan pentingnya satwa liar dilindungi tersebut bagi ekosistem alam.
"Kami juga membentuk kelompok swadaya masyarakat yang membantu mencegah interaksi negatif harimau sumatra. Serta patroli dan memantau habitat harimau sumatra serta memfasilitasi pembangunan kandang antiserangan harimau," kata Ujang Wisnu Barata.
Selain itu, BKSDA juga mengimbau masyarakat tidak melepasliarkan ternaknya di areal yang terindikasi wilayah jelajah harimau sumatra dan mengelola ternak secara terkontrol dengan membuat pengamanan kandang.
"Kami juga mengingatkan masyarakat membangun tidak memasang jerat yang dapat menyebabkan kematian harimau maupun satwa liar lainnya," kata Ujang Wisnu Barata.
Berdasarkan daftar kelangkaan satwa dikeluarkan lembaga konservasi dunia International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), harimau sumatra merupakan satwa yang hanya ditemukan di Pulau Sumatera tersebut berstatus spesies terancam kritis, berisiko tinggi untuk punah di alam liar.
Baca juga: BKSDA Aceh pasang HPS collar di gajah liar, ini tujuannya
Pewarta: M.Haris Setiady AgusEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025