Banda Aceh (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Aceh mengasistensi usaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Aceh Besar dalam memproduksi dan memasarkan briket atau arang terbuat dari ampas kopi.

Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Hubungan Masyarakat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Aceh Muparrih di Banda Aceh, Rabu, mengatakan briket kopi tersebut diproduksi UMKM di Gampong Lamkeunung, Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar.

"Kami memberi asistensi terhadap UMKM yang memproduksi briket dari ampas kopi tersebut dengan harapan usaha dapat berkembang dengan baik. Asistensi ini merupakan fungsi Bea Cukai sebagai industrial assitance," kata Muparrih.

Baca juga: Permintaan arang tempurung di Aceh untuk kebutuhan briket meningkat

Sebelumnya, kata Muparrih, pihaknya mengunjungi UMKM tersebut. Kunjungan untuk melihat langsung proses produksi serta menggali potensi usaha tersebut. Dengan adanya asistensi tersebut diharapkan kendala pengembangan usaha yang dihadapi dapat diatasi.

"Briket kopi ini merupakan produk unik dan potensial dikembangkan. Apalagi bahan bakunya ampas kopi yang melimpah di Aceh serta minim kompetitor. Dengan pengembangan usaha tersebut diharapkan dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat," kata Muparrih.

Keuchik (kepala desa) Lamkeunung Amiruddin Idris mengungkapkan briket kopi tersebut merupakan produksi UMKM di bawah Badan Usaha Milik Gampong Lamkeunung. Usaha tersebut sudah berjalan sejak Januari 2025.

"Produksi briket ini menjadi fokus usaha kami. Rencananya, pengembangan usaha menggunakan dana desa. Pengembangan juga terbuka bagi investor yang ingin berkontribusi memajukan ekonomi masyarakat," katanya.

Produksi briket tersebut melibatkan 12 pekerja yang semuanya para ibu di desa tersebut. Briket atau arang dari ampas kopi tersebut dijual Rp1.000 per biji atau Rp20 ribu per kemasan.

Namun, kata Amiruddin Idris, produksi briket masih terbatas karena proses pembuatannya masih manual. Produksinya mengandalkan satu unit mesin sederhana dengan kapasitas harian hanya mencapai 100 biji. 

"Padahal, potensi produksi bisa mencapai 1.200 biji per hari apabila didukung dengan tambahan mesin memadai. Pengembangan usaha ini menjadi fokus utama kami pada 2026," kata Amiruddin Idris.

Baca juga: Barang investor menuju Sabang tertahan 30 hari di Belawan, Wagub Surati Bea Cukai Sumut



Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025