Banda Aceh, 8/12 (Antara) - Seratusan pekerja PT Mutiara Aceh Lestari (MAL) merusak jalan yang menghubungkan Kabupaten Bireuen-Bener Meriah dengan cara melubangi, Minggu, karena merasa kecewa dana proyek 2011 tersebut belum dibayar. Direktur PT MAL H Saifannur saat dihubungi dari Banda Aceh menyatakan, pihaknya selaku rekanan kecewa belum diselesaikannya pembayaran dana proyek pelebaran jalan itu sepanjang 3 kilometer yang dikerjakan tahun 2011. Padahal, katanya, dana untuk proyek pelebaran jalan di kawasan Cot Panglima, Kabupaten Bireuen, sudah dialokasikan di APBA 2013, tetapi hingga akhir tahun belum dicairkan. "Gara-gara belum cairnya dana proyek tersebut, gaji para karyawan belum dibayar, sehingga untuk melampiaskan rasa kecewa, seratusan pekerja melubangi jalan dengan alat berat, sehingga arus lalu lintas dari dan ke dua daerah itu terganggu," ujarnya. Para pekerja menggunakan alat berat menggali timbunan jalan yang dikerjakan rekanan dengan menyisakan jalan lama. Jalan tersisa hanya dua setengah meter. Sementara di sisi timur jalan tersisa itu jurang sedalam 50 meter. Akibat galian itu yang dimulai sekitar pukul 13.00 Wib, arus lalu lintas macet dari kedua arah. Tidak sedikit pengguna jalan yang berbalik arah. Sementara polisi dan anggota TNI berjaga-jaga di lokasi. "Sebelumnya sudah ada hasil penghitungan rekanan bersama Dinas Pekerjaan Umum Aceh serta BPKP terhadap pekerjaan itu, tetapi kemudian tidak diakui Pemerintah Aceh dengan berbagai alasan," ucap Saifannur. Lalu, katanya, dibentuk tim independen yang bermaterikan para ahli. Dari hasil penghitungan itu ternyata nilainya lebih besar dari hasil hitungan rekanan bersama Dinas Pekerjaan Umum. Tetapi itu juga kemudian belum dapat menjadi pedoman Pemerintah Aceh untuk melakukan pembayaran. "Meskipun nilai hitungan tim independen lebih besar, kami hanya minta dibayar sesuai hitungan kami yang lebih kecil, ternyata hingga tahun berakhir dan tutup buku anggaran, hak kami belum juga bisa dilunasi," ucap Saifannur yang enggan menyebut jumlah dana yang belum dibayar. Bagi Saifan, dia tidak masalah juga jika ditempuh solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah itu. Tetapi para pekerjanya tidak lagi dapat ditahan. Para pekerja yang dulunya bertungkus lumus melaksanakan proyek itu akan melakukan penggalian jalan. Ketua DPRK Bener Meriah M Nasir AK mengatakan sangat kecewa dengan belum diselesaikan pembayaran, telah berimbas bagi masyarakat. Sebelumnya DPRK Bener Meriah telah mengirim surat ke DPRA dan Gubernur Aceh untuk segera menyelesaikan persoalan pembayaran anggaran proyek itu. "Jalan ini sangat berguna dan vital bagi kami, tetapi dengan persoalan ini berimbas meluas kepada masyarakat, seharusnya Pemerintah Aceh berterimakasih kepada rekanan," ucap M Nasir.
COPYRIGHT © ANTARA 2025