Banda Aceh (ANTARA) - Akademisi Universitas Syiah Kuala (USK) menyatakan sangat mendukung langkah yang di ambil Pemerintah Aceh mengirim surat ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait penanganan bencana di provinsi itu.
"Kita sangat mendukung langkah yang diambil Pemerintah Aceh terkait permintaan bantuan internasional kepada lembaga PBB seperti UNDP dan UNICEF sebagai respons terhadap kebutuhan yang semakin kompleks di lapangan," kata Ketua Dewan Profesor Universitas Syiah Kuala, Prof Izarul Machdar di Banda Aceh, Senin.
Pernyataan itu disampaikan terkait Pemerintah Aceh meminta keterlibatan dua lembaga internasional di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membantu menangani pasca bencana banjir bandang dan longsor di tanah rencong.
Menurut dia Pemerintah Pusat hingga kini belum mengaktifkan secara penuh mekanisme penerimaan bantuan internasional.
"Saat ini perlu dilakukan penanganan secara cepat agar para korban dapat tertangani dengan baik termasuk perbaikan dan infrastruktur terendam banjir dan kayu," katanya.
Ia menjelaskan dalam penerimaan bantuan internasional, Pemerintah Pusat dapat membuka seluas-luasnya kepada NGO asing yang saat ini berkantor di Indonesia.
"Kita berharap dalam pengiriman bantuan luar negeri ke Aceh dan dua provinsi lainnya ikut dipermudah guna mempercepat proses pasca bencana," katanya.
Ia menyakini NGO asing yang telah beroperasi di Indonesia khususnya telah memiliki pengalaman yang cukup dalam penanganan pasca bencana.
"Mereka pasti paham betul apa yang harus dilakukan untuk korban dan daerah terkena dampak bencana," katanya.
Menurut dia kondisi di lapangan menunjukkan kebutuhan yang sangat besar dan mendesak. Di mana kerusakan akses transportasi, putusnya jalur distribusi, dan kerusakan fasilitas dasar telah membuat aksi kemanusiaan menjadi tertunda, terutama untuk pengiriman peralatan medis, pangan, dan perlindungan ke daerah yang paling parah terdampak.
Kemudian gangguan jaringan telekomunikasi dan pemadaman listrik yang masih berlangsung juga berdampak pada sektor ekonomi mikro dan UMKM yang menjadi
tulang punggung ekonomi masyarakat setempat.
Situasi ini juga akan diperparah oleh potensi cuaca ekstrem yang masih akan
berlanjut (info BMKG), sehingga respon yang cepat dan terkoordinasi sangat penting
untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah dampak kesehatan jangka panjang.
Baca juga: Aceh resmi minta bantuan kepada dua lembaga PBB untuk tangani bencana
Pewarta: M IfdhalEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025