Banda Aceh (ANTARA) - Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal menuntut seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di pemerintahannya wajib memiliki minimal satu inovasi nyata setiap tahunnya yang berkaitan dengan pelayanan publik.

"Setiap OPD harus memiliki minimal satu inovasi nyata setiap tahunnya, inovasi yang berdampak langsung bagi masyarakat, terutama dalam percepatan pelayanan publik," kata Illiza Sa'aduddin Djamal, di Banda Aceh, Senin.

Pernyataan itu disampaikan Illiza Sa'aduddin Djamal dalam sambutannya pada pelantikan 17 pejabat tinggi pratama di lingkungan Pemko Banda Aceh.


Baca juga: Illiza dukung langkah hukum Densus 88 ungkap jaringan terorisme di Banda Aceh
 

Adapun 17 pejabat eselon II yang dilantik tersebut yakni Faisal sebagai Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdako Banda Aceh, M Nurdin menjadi Asisten Administrasi Umum.

Kemudian Ridwan menjadi Staf Staf Ahli Bidang Keistimewaan Kemasyarakatan dan SDM, Samsul Bahri Staf Ahli Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik, dan Said Fauzan sebagai Staf Ahli Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan.

Selanjutnya, Heru Triwijanarko diangkat menjadi Kepala Disdukcapil, Bukhari Sufi Kepala Diskopukmdag,  Fadhil, Inspektur Inspektorat, Wahyudi, Kepala Dinas Kesehatan, M Syaifuddin Ambia, Kepala Dinas Perhubungan.

Berikutnya, Alimsyah sebagai Kepala Dinas Syariat Islam,Rizal Abdillah, Kepala Badan Kesbangpol, Ritasari Pujiastuti Kepala DPMG, Emila Sovayana Kepala BKPSDM, Cut Azharida Kadis Perpustakaan dan Kearsipan, Iskandar Kepala DP2KP, serta Hamdani Basyah sebagai Kepala DLHK3 Banda Aceh.

Illiza mengatakan, pelantikan hari ini bukan sekadar prosesi seremonial, melainkan momen penting yang menandai amanah baru, tanggung jawab baru, dan tantangan baru yang harus dijalankan bersama.

"Jabatan yang diemban bukan hadiah, bukan pula penghargaan, melainkan amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban, bukan hanya di hadapan publik, tapi juga di hadapan Allah SWT," ujarnya.
    
Menurutnya, pelantikan ini adalah bagian dari ikhtiar membangun pemerintahan yang adaptif, kolaboratif, inovatif, dan berintegritas. 

"Banda Aceh hari ini terus bergerak menuju visi kota kolaborasi, yang tumbuh karena kekuatan bersama, bukan karena kerja satu dua orang saja," katanya.

Karena itu, Illiza berharap, semua pejabat bisa menjadi motor penggerak kolaborasi dan inovasi di instansi masing-masing. Bangun koordinasi yang kuat antar OPD, libatkan masyarakat, dan jadikan setiap kebijakan berorientasi pada kemaslahatan publik. 

"Jangan bekerja sendiri-sendiri, mari bekerja bersama dengan hati yang ikhlas dan semangat melayani," tegasnya.

Dirinya mengingatkan, di tengah tantangan global yang semakin kompleks, pemerintah daerah dituntut untuk bergerak lebih adaptif dan tangguh. Maka, pemerintah kota harus mampu hadir dengan solusi yang cerdas, cepat, dan berpihak pada rakyat.

IIliza menuturkan, semangat berinovasi harus benar-benar tumbuh kembali di setiap unit kerja. Untuk itu, semua OPD harus memiliki minimal satu inovasi nyata setiap tahunnya, inovasi yang berdampak langsung bagi masyarakat.

"Jadikan inovasi sebagai budaya, bukan sekadar proyek sesaat. Dan saya tegaskan, kinerja dan inovasi akan menjadi salah satu tolok ukur utama penilaian saya terhadap setiap OPD ke depan," demikian Illiza Sa'aduddin Djamal.


Baca juga: Diduga jadi tempat maksiat, Hotel Kupula disegel oleh Illiza



Pewarta: Rahmat Fajri
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025