Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gayo Lues, Provinsi Aceh, memfokuskan program pengalihan penanaman ganja oleh masyarakat kepada tanaman bernilai ekonomis lainnya.

Bupati Gayo Lues Suhaidi di Banda Aceh, Senin, mengatakan program pengalihan tanaman tersebut untuk mencegah masyarakat bermasalah dengan hukum. 

"Selama ini banyak masyarakat di Kabupaten Gayo Lues, khususnya yang tinggal di dekat kawasan hutan dimanfaatkan pihak tidak bertanggung jawab untuk menanamkan ganja," katanya.

Baca juga: Polres Aceh Timur tangkap dua kurir ganja 67 kg
 

Menurut Suhaidi, dengan adanya pengalihan penanaman tersebut diharapkan kebiasaan menanam ganja oleh masyarakat ditinggalkan. Apalagi tanaman penggantinya juga memiliki harga yang baik. 

Ia mengatakan saat ini pemerintah daerah berupaya memberdayakan masyarakat dengan menanam kopi dan kakao. Kopi dan kakao memiliki nilai ekonomis yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Kami berharap dengan menanam kopi maupun kakao, perekonomian masyarakat di sekitar kawasan hutan dapat meningkat, sehingga tidak lagi dimanfaatkan orang lain hanya untuk menanam ganja yang bertentangan dengan hukum," kata Suhaidi.

Bupati Gayo Lues mengatakan upaya pemerintah daerah mengalihkan kebiasaan masyarakat menanam ganja ke tanaman lainnya sejalan dengan program grand design alternative development Badan Narkotika Nasional (BNN) RI.

Suhaidi menyebutkan program pengalihan penanaman ganja tersebut juga bagian dari upaya memberantas dan memutuskan mata rantai pasokan ganja dari petani.

"Selama ini, masyarakat di Kabupaten Gayo Lues yang menanam ganja hanyalah orang suruhan dari bandar di luar Aceh. Dengan berhentinya menanam ganja, maka pasokan tanaman terlarang tersebut ikut terputus," kata Suhaidi.


Baca juga: 63 kilogram ganja disita dari penggerebekan di Kampus UIN Suska



Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025